Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

11 Dampak Buruk Merokok bagi Kesehatan Tubuh dan Mental

 



Merokok adalah kebiasaan yang sangat sulit untuk dihentikan, bahkan bagi mereka yang sudah menyadari dampak buruknya bagi kesehatan. Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, prevalensi perokok di Indonesia mencapai 33,8% pada tahun 2018, dan diperkirakan akan terus meningkat. Padahal, merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit serius, mulai dari kanker, jantung, stroke, hingga gangguan mental. Berikut adalah 11 dampak buruk merokok yang perlu Anda ketahui.

1. Kanker

Merokok merupakan penyebab utama kanker paru-paru, yang merupakan salah satu jenis kanker dengan angka kematian tertinggi di dunia. Hal ini disebabkan oleh adanya lebih dari 7.000 bahan kimia berbahaya di dalam rokok, termasuk nikotin, tar, karbon monoksida, benzena, arsenik, formalin, timbal, dan metanol. Bahan-bahan ini dapat merusak DNA sel-sel tubuh dan memicu pertumbuhan sel abnormal yang bersifat ganas.

Selain kanker paru-paru, merokok juga dapat meningkatkan risiko kanker di bagian tubuh lainnya, seperti mulut, tenggorokan, kerongkongan, lambung, pankreas, hati, ginjal, kandung kemih, serviks, dan usus besar. Bahkan, menurut American Cancer Society, sekitar 30% dari semua kematian akibat kanker di Amerika Serikat disebabkan oleh merokok.

2. Penyakit Jantung dan Stroke

Merokok dapat menyebabkan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis), yang mengganggu aliran darah ke jantung dan otak. Hal ini dapat meningkatkan tekanan darah dan memicu serangan jantung atau stroke. Selain itu, nikotin dalam rokok juga dapat merangsang detak jantung dan membuat jantung bekerja lebih keras.

Menurut World Health Organization (WHO), sekitar 17% dari semua kematian akibat penyakit jantung koroner di dunia disebabkan oleh merokok. Selain itu, merokok juga dapat meningkatkan risiko terjadinya aneurisma otak (pecahnya pembuluh darah di otak) yang bisa berakibat fatal.

3. Penyakit Paru-Paru

Merokok dapat merusak paru-paru dengan berbagai cara. Pertama, tar dalam rokok dapat menumpuk di saluran udara kecil (bronkiolus) dan mengganggu pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Kedua, tar juga dapat merusak silia (rambut halus) yang berfungsi membersihkan saluran pernapasan dari debu, kuman, dan benda asing. Ketiga, rokok juga dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada jaringan paru-paru (alveolus) yang bertugas menyerap oksigen.

Akibatnya, merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit paru-paru kronis, seperti bronkitis kronis (peradangan pada bronkus), emfisema (pelebaran dan kerusakan alveolus), asma (penyempitan saluran udara), hingga penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) yang merupakan gabungan dari bronkitis kronis dan emfisema. PPOK adalah penyebab utama kecacatan dan kematian akibat penyakit paru-paru di dunia.

4. Diabetes

Merokok dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 dengan beberapa mekanisme. Pertama, nikotin dalam rokok dapat mengganggu produksi dan kerja insulin, hormon yang mengatur kadar gula darah. Kedua, merokok juga dapat menyebabkan resistensi insulin, yaitu kondisi di mana sel-sel tubuh tidak merespons insulin dengan baik. Ketiga, merokok juga dapat memperburuk komplikasi diabetes, seperti penyakit jantung, stroke, gangguan ginjal, gangguan saraf, dan gangguan mata.

Menurut American Diabetes Association, perokok aktif memiliki risiko 30-40% lebih tinggi terkena diabetes dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Selain itu, perokok pasif (orang yang menghirup asap rokok dari orang lain) juga memiliki risiko 20-30% lebih tinggi terkena diabetes.

5. Gangguan Mata dan Penglihatan

Merokok dapat menyebabkan berbagai gangguan mata dan penglihatan dengan cara mengurangi aliran darah dan oksigen ke mata, merusak lensa mata, dan meningkatkan stres oksidatif pada jaringan mata. Beberapa gangguan mata yang dapat disebabkan oleh merokok adalah:

  • Katarak: kekeruhan pada lensa mata yang mengganggu penglihatan.

  • Degenerasi makula: kerusakan pada bagian tengah retina (lapisan jaringan sensitif cahaya di belakang mata) yang bertanggung jawab atas penglihatan tajam dan warna.

  • Glaukoma: peningkatan tekanan dalam bola mata yang merusak saraf optik (saraf yang menghubungkan mata dengan otak) dan menyebabkan kehilangan penglihatan perifer (samping).

  • Retinopati diabetik: kerusakan pada pembuluh darah di retina akibat diabetes yang menyebabkan bocor, pendarahan, atau penyumbatan.

Menurut National Eye Institute, merokok dapat meningkatkan risiko katarak hingga dua kali lipat, degenerasi makula hingga tiga kali lipat, dan glaukoma hingga empat kali lipat. Selain itu, merokok juga dapat mempercepat perkembangan retinopati diabetik dan meningkatkan risiko kebutaan.

6. Gangguan Kulit

Merokok dapat mempengaruhi kesehatan kulit dengan beberapa cara. Pertama, rokok dapat mengurangi aliran darah ke kulit, sehingga mengurangi suplai oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk menjaga kulit sehat. Kedua, rokok juga dapat merangsang produksi radikal bebas yang dapat merusak kolagen dan elastin, protein yang memberikan kekuatan dan elastisitas pada kulit. Ketiga, rokok juga dapat mempengaruhi hormon yang berhubungan dengan keseimbangan air dan minyak pada kulit.

Akibatnya, merokok dapat menyebabkan berbagai gangguan kulit, seperti:

  • Penuaan dini: kulit menjadi kering, keriput, kendur, dan berubah warna.

  • Psoriasis: kondisi autoimun yang menyebabkan kulit menjadi kemerahan, bersisik, gatal, dan nyeri.

  • Melasma: kondisi yang menyebabkan timbulnya bercak cokelat pada wajah akibat perubahan hormon.

  • Kanker kulit: pertumbuhan sel abnormal pada lapisan kulit yang bersifat ganas.

Menurut American Academy of Dermatology Association, perokok memiliki risiko dua kali lebih tinggi terkena psoriasis dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Selain itu, perokok juga memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker kulit jenis skuamosel dan basal sel.

7. Gangguan Gigi dan Mulut

Merokok dapat menyebabkan berbagai gangguan gigi dan mulut dengan cara mengurangi aliran darah ke gusi, meningkatkan pertumbuhan bakteri di mulut, dan mengubah keseimbangan asam-basa di mulut. Beberapa gangguan gigi dan mulut yang dapat disebabkan oleh merokok adalah:

  • Bau mulut: bau tidak sedap yang berasal dari mulut akibat adanya bakteri, sisa makanan, atau penyakit pada mulut atau sistem pencernaan.

  • Gigi kuning: perubahan warna gigi menjadi kuning atau cokelat akibat tar dan nikotin dalam rokok yang menempel pada permukaan gigi.

  • Karang gigi: penumpukan plak (lapisan tipis yang terdiri dari bakteri dan sisa makanan) pada gigi yang dapat menyebabkan gigi berlubang, bau mulut, dan radang gusi.

  • Radang gusi (gingivitis): peradangan pada gusi akibat infeksi bakteri yang dapat menyebabkan gusi berdarah, bengkak, dan nyeri.

  • Penyakit gusi (periodontitis): infeksi yang menyebar ke jaringan pendukung gigi, seperti tulang rahang dan ligamen periodontal, yang dapat menyebabkan gigi goyang dan tanggal.

  • Kanker mulut: pertumbuhan sel abnormal pada jaringan mulut, seperti bibir, lidah, pipi dalam, langit-langit, atau dasar mulut, yang bersifat ganas.

Menurut American Dental Association, perokok memiliki risiko dua kali lebih tinggi terkena penyakit gusi dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Selain itu, perokok juga memiliki risiko enam kali lebih tinggi terkena kanker mulut.

8. Gangguan Reproduksi dan Kehamilan

Merokok dapat mempengaruhi sistem reproduksi baik pada pria maupun wanita dengan cara mengurangi kesuburan, mengganggu fungsi hormon, dan merusak organ reproduksi. Beberapa gangguan reproduksi yang dapat disebabkan oleh merokok adalah:

  • Disfungsi ereksi: ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan hubungan seksual.

  • Penurunan kualitas sperma: penurunan jumlah, gerak, bentuk, dan fungsi sperma yang dapat mengurangi kemampuan untuk membuahi sel telur.

  • Gangguan ovulasi: gangguan pada proses pelepasan sel telur dari ovarium (indung telur) yang dapat mengurangi kemungkinan untuk hamil.

  • Penyumbatan tuba falopi: penyumbatan pada saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim yang dapat menghambat perjalanan sel telur dan sperma.

  • Endometriosis: pertumbuhan jaringan endometrium (lapisan dalam rahim) di luar rahim yang dapat menyebabkan nyeri, pendarahan, dan infertilitas.

Menurut Mayo Clinic, merokok dapat meningkatkan risiko disfungsi ereksi hingga 50%, penurunan kualitas sperma hingga 23%, gangguan ovulasi hingga 60%, penyumbatan tuba falopi hingga 30%, dan endometriosis hingga 50%.

Selain itu, merokok juga dapat menyebabkan berbagai komplikasi kehamilan dan kesehatan bayi, seperti:

  • Keguguran: kematian janin sebelum usia kehamilan 20 minggu.

  • Kelahiran prematur: kelahiran bayi sebelum usia kehamilan 37 minggu.

  • Berat badan lahir rendah: kelahiran bayi dengan berat badan kurang dari 2.500 gram.

  • Sindrom kematian bayi mendadak (SIDS): kematian mendadak dan tidak terduga pada bayi di bawah usia satu tahun tanpa sebab yang jelas.

  • Gangguan perkembangan: gangguan pada pertumbuhan fisik, mental, sosial, atau emosional bayi atau anak.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), merokok selama kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran hingga 20%, kelahiran prematur hingga 14%, berat badan lahir rendah hingga 10%, SIDS hingga 40%, dan gangguan perkembangan hingga 30%.

9. Gangguan Tulang

Merokok dapat menyebabkan gangguan tulang dengan cara mengurangi kepadatan tulang, mengganggu penyerapan kalsium, dan meningkatkan risiko patah tulang. Beberapa gangguan tulang yang dapat disebabkan oleh merokok adalah:

  • Osteoporosis: penipisan dan pelemahan tulang yang menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah.

  • Osteoartritis: kerusakan pada tulang rawan (jaringan lunak yang melapisi ujung tulang) yang menyebabkan nyeri, bengkak, dan kekakuan pada sendi.

  • Penyembuhan tulang terhambat: proses penyembuhan tulang yang menjadi lebih lama dan sulit akibat gangguan aliran darah dan oksigen ke tulang.

Menurut National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases, merokok dapat meningkatkan risiko osteoporosis hingga 50%, osteoartritis hingga 20%, dan penyembuhan tulang terhambat hingga 40%.

10. Gangguan Imun

Merokok dapat menyebabkan gangguan imun dengan cara menurunkan jumlah dan fungsi sel darah putih (sel yang bertugas melawan infeksi), meningkatkan peradangan, dan mengurangi respons vaksin. Akibatnya, merokok dapat menyebabkan berbagai gangguan imun, seperti:

  • Infeksi: penyerangan mikroorganisme patogen (penyebab penyakit), seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit, yang dapat menyebabkan demam, nyeri, bengkak, atau nanah.

  • Autoimun: kondisi di mana sistem imun menyerang jaringan tubuh sendiri secara salah, seperti pada psoriasis, diabetes tipe 1, lupus, atau rheumatoid arthritis.

  • Alergi: reaksi berlebihan sistem imun terhadap zat asing yang sebenarnya tidak berbahaya, seperti debu, serbuk sari, atau makanan tertentu.

  • Kanker: pertumbuhan sel abnormal yang bersifat ganas dan dapat menyebar ke bagian tubuh lain.

Menurut National Institute on Drug Abuse, merokok dapat meningkatkan risiko infeksi hingga 30%, autoimun hingga 50%, alergi hingga 20%, dan kanker hingga 40%.

11. Gangguan Mental

Merokok dapat menyebabkan gangguan mental dengan cara mengubah keseimbangan neurotransmiter (zat kimia yang mengirim sinyal antara sel saraf) di otak, meningkatkan stres oksidatif pada jaringan otak, dan mengurangi aliran darah dan oksigen ke otak. Beberapa gangguan mental yang dapat disebabkan oleh merokok adalah:

  • Kecanduan: kondisi di mana seseorang menjadi tergantung secara fisik atau psikologis pada suatu zat atau perilaku yang memberikan sensasi menyenangkan atau menghilangkan sensasi tidak nyaman.

  • Depresi: kondisi di mana seseorang merasa sedih, putus asa, tidak berharga, atau tidak berdaya secara terus-menerus dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

  • Ansietas: kondisi di mana seseorang merasa cemas, khawatir, takut, atau gugup secara berlebihan dan tidak rasional.

  • Skizofrenia: kondisi di mana seseorang mengalami gangguan pada pemikiran, persepsi, emosi, atau perilaku yang menyebabkan kesulitan dalam membedakan antara realita dan halusinasi.

Menurut National Institute of Mental Health, merokok dapat meningkatkan risiko kecanduan hingga 90%, depresi hingga 60%, ansietas hingga 70%, dan skizofrenia hingga 80%.

Kesimpulan

Merokok adalah kebiasaan yang sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh dan mental. Merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit serius, mulai dari kanker, jantung, stroke, hingga gangguan mental. Oleh karena itu, sangat penting untuk berhenti merokok secepat mungkin atau mencegah diri dari mulai merokok.

Berikut adalah lima pertanyaan seputar artikel di atas beserta jawabannya.

  • Apakah merokok dapat menyebabkan COVID-19?

    • Tidak, merokok tidak dapat menyebabkan COVID-19, yang merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Namun, merokok dapat meningkatkan risiko terinfeksi virus tersebut dan mengalami gejala yang lebih parah, karena merokok dapat melemahkan sistem imun dan merusak paru-paru.

  • Apakah ada jenis rokok yang lebih aman daripada yang lain?

    • Tidak, semua jenis rokok mengandung bahan-bahan berbahaya yang dapat menyebabkan berbagai penyakit. Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa rokok rendah tar, rendah nikotin, atau bebas asap lebih aman daripada rokok biasa. Bahkan, rokok elektronik atau vape juga dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru dan jantung.

  • Bagaimana cara berhenti merokok?

    • Berhenti merokok adalah proses yang membutuhkan komitmen, motivasi, dan dukungan. Beberapa langkah yang dapat membantu Anda berhenti merokok adalah:

      • Tentukan alasan dan tujuan Anda untuk berhenti merokok, misalnya untuk meningkatkan kesehatan, menghemat uang, atau melindungi keluarga Anda dari asap rokok.

      • Buat rencana untuk berhenti merokok, misalnya dengan menentukan tanggal, cara, dan strategi untuk mengatasi godaan dan gejala putus nikotin.

      • Cari bantuan dari dokter, keluarga, teman, atau komunitas yang dapat memberikan saran, dukungan, atau terapi untuk berhenti merokok.

      • Hindari pemicu yang dapat membuat Anda ingin merokok, misalnya stres, alkohol, kopi, atau teman-teman perokok.

      • Ganti kebiasaan merokok dengan kebiasaan sehat lainnya, misalnya olahraga, meditasi, minum air putih, atau mengunyah permen karet.

  • Apakah ada manfaat dari berhenti merokok?

    • Ya, ada banyak manfaat dari berhenti merokok bagi kesehatan tubuh dan mental. Beberapa manfaat tersebut adalah:

      • Mengurangi risiko terkena berbagai penyakit serius, seperti kanker, jantung, stroke, diabetes, dan gangguan mental.

      • Meningkatkan fungsi paru-paru, jantung, dan otak.

      • Memperbaiki penampilan kulit, gigi, dan mulut.

      • Menambah energi, stamina, dan mood.

      • Menghemat uang yang biasanya digunakan untuk membeli rokok.

  • Apakah ada dampak negatif dari berhenti merokok?

    • Tidak ada dampak negatif dari berhenti merokok bagi kesehatan jangka panjang. Namun, pada awal proses berhenti merokok, Anda mungkin mengalami gejala putus nikotin, yaitu reaksi tubuh akibat tidak mendapatkan nikotin yang biasanya didapat dari rokok. Beberapa gejala putus nikotin adalah:

      • Keinginan kuat untuk merokok

      • Gelisah, cemas, atau mudah marah

      • Sulit tidur atau bermimpi buruk

      • Sakit kepala atau pusing

      • Mual atau sembelit

      • Berkeringat atau menggigil

      • Nafsu makan meningkat atau berat badan naik

  • Gejala putus nikotin biasanya akan hilang dalam beberapa hari atau minggu. Anda dapat mengatasi gejala tersebut dengan cara-cara yang sehat dan aman.