Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perbedaan Borderline Personality Disorder dan Gangguan Bipolar


Borderline personality disorder (BPD) dan gangguan bipolar adalah dua jenis gangguan mental yang sering kali disalahpahami atau disamakan. Padahal, kedua kondisi ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan, baik dalam hal penyebab, gejala, maupun pengobatan. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang perbedaan BPD dan gangguan bipolar.



Apa itu Borderline Personality Disorder?

BPD adalah gangguan mental serius yang memengaruhi perasaan dan cara berpikir penderitanya. Kondisi ini ditandai dengan suasana hati dan citra diri yang selalu berubah dan sulit dikontrol, serta perilaku yang impulsif². Penderita gangguan kepribadian memiliki cara pikir, cara pandang, dan perasaan yang berbeda dibandingkan dengan orang pada umumnya. Kondisi ini sering kali menimbulkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, termasuk hubungan penderita dengan orang lain³.

Sekitar 1–4% orang di dunia mengalami BPD³. Gangguan ini umumnya muncul pada masa remaja akhir atau dewasa muda dan lebih sering dialami oleh wanita². Penyebab BPD belum diketahui secara pasti, namun diduga terkait dengan faktor genetik, peristiwa traumatis saat kanak-kanak, kelainan pada otak, atau kombinasi dari ketiganya²³.

Gejala BPD dapat digolongkan menjadi empat bagian, yaitu:

- Mood atau suasana hati yang tidak stabil. Penderita BPD dapat mengalami perubahan suasana hati (mood swing) yang drastis terhadap dirinya sendiri, lingkungan, atau orang-orang di sekitarnya tanpa alasan yang jelas. Mood penderita bisa berubah dari positif ke negatif atau sebaliknya. Saat mengalami suasana hati yang negatif, penderita BPD bisa merasa marah, hampa, sedih, tidak berharga, malu, panik atau takut, dan kesepian³.

- Gangguan pola pikir dan persepsi. BPD bisa menyebabkan penderitanya berpikir bahwa dirinya buruk, bersalah, atau tidak berarti. Pikiran ini bisa hilang timbul, serta membuat penderitanya kalut dan berusaha mencari pembenaran atau pembelaan ke orang-orang di sekitarnya untuk meyakinkan bahwa dirinya tidak buruk³. Selain itu, penderita BPD juga bisa mengalami halusinasi (melihat atau mendengar sesuatu yang tidak ada) atau delusi (keyakinan salah yang kuat) saat mengalami stres².

- Perilaku impulsif dan berisiko. Penderita BPD cenderung melakukan tindakan-tindakan tanpa mempertimbangkan akibatnya terlebih dahulu. Contohnya adalah mengonsumsi alkohol atau narkoba secara berlebihan, mengemudi dengan ugal-ugalan, melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan, berbelanja secara boros, makan secara berlebihan atau tidak makan sama sekali, atau menghentikan pekerjaan atau hubungan secara tiba-tiba²³.

- Ketakutan akan ditinggalkan atau ditolak. Penderita BPD memiliki rasa ketidakpercayaan yang tinggi terhadap orang lain dan takut akan kehilangan mereka. Hal ini bisa membuat mereka sangat bergantung pada orang lain atau sebaliknya menjauhkan diri dari orang lain. Penderita BPD juga bisa bersikap posesif atau manipulatif terhadap pasangan mereka untuk mencegah mereka pergi²³.

Apa itu Gangguan Bipolar?

Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang ditandai dengan perubahan drastis pada suasana hati. Penderita gangguan ini bisa merasa sangat gembira atau euforia (fase mania), kemudian berubah menjadi sangat sedih (fase depresi)⁴. Gangguan bipolar dapat diderita seumur hidup sehingga memengaruhi aktivitas penderitanya⁵.

Ada beberapa jenis gangguan bipolar, yaitu:

- Bipolar I. Penderita mengalami setidaknya satu episode mania yang bisa disertai dengan episode depresi⁴. Episode mania bisa sangat parah dan berbahaya, bahkan bisa menyebabkan penderita kehilangan kontak dengan realitas (psikosis)⁶.

- Bipolar II. Penderita mengalami setidaknya satu episode depresi dan satu episode hipomania (mania ringan), tetapi tidak pernah mengalami episode mania⁴. Episode depresi biasanya lebih lama dan lebih parah daripada episode hipomania⁶.

- Siklotimia. Penderita mengalami banyak periode gejala hipomania dan gejala depresi ringan selama setidaknya dua tahun (atau satu tahun pada anak-anak dan remaja), tetapi tidak pernah mengalami episode depresi berat, mania, atau hipomania⁴.

- Gangguan bipolar lainnya. Termasuk di antaranya adalah gangguan bipolar yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan, alkohol, atau kondisi medis tertentu, seperti penyakit Cushing, sklerosis multipel, atau stroke⁴.

Penyebab gangguan bipolar juga belum diketahui secara pasti, namun diduga terkait dengan faktor genetik, kelainan pada otak, depresi musiman, atau gangguan mental lainnya, seperti gangguan kecemasan⁵. Faktor risiko yang bisa meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami gangguan bipolar antara lain adalah riwayat keluarga, stres, penyalahgunaan alkohol atau narkoba⁵.

Gejala utama gangguan bipolar adalah perubahan suasana hati (mood) yang drastis. Perubahan mood ini bisa terjadi dalam hitungan jam, hari, atau bulan. Gejalanya meliputi fase mania dan fase depresi. Pada fase mania, penderita dapat mengalami:

- Perasaan gembira atau antusias

- Semangat yang menggebu-gebu

- Sulit tidur atau insomnia

- Bicara cepat dan banyak

- Mudah terganggu atau sulit fokus

- Percaya diri berlebihan

- Mengambil keputusan tanpa memikirkan risikonya

- Mengalami halusinasi atau delusi

Sementara pada fase depresi, gejala yang muncul berupa:

- Perasaan sedih atau putus asa

- Kehilangan minat atau kesenangan pada kegiatan sehari-hari

- Sulit tidur atau tidur terlalu banyak

- Merasa lelah atau tidak berenergi

- Merasa bersalah atau tidak berharga

- Sulit berpikir atau mengingat sesuatu

- Berpikir untuk bunuh diri

Perbedaan BPD dan Gangguan Bipolar

Meskipun keduanya memiliki gejala perubahan suasana hati yang ekstrem, BPD dan gangguan bipolar memiliki beberapa perbedaan yang bisa dilihat dari beberapa aspek berikut:

- Durasi gejala. Pada BPD, perubahan suasana hati biasanya terjadi dalam hitungan menit atau jam dan dipicu oleh situasi tertentu, seperti konflik dengan orang lain. Pada gangguan bipolar, perubahan suasana hati biasanya terjadi dalam hitungan hari atau minggu dan tidak selalu dipicu oleh situasi tertentu.

- Jenis gejala. Pada BPD, gejala utamanya adalah ketidakstabilan dalam hubungan interpersonal, citra diri, dan perilaku impulsif. Pada gangguan bipolar, gejala utamanya adalah perubahan energi, aktivitas, dan kemampuan berpikir.

- Pengaruh terapi. Pada BPD, psikoterapi merupakan pengobatan utama yang bisa membantu penderita mengontrol emosi dan perilakunya. Pada gangguan bipolar, obat-obatan merupakan pengobatan utama yang bisa membantu menstabilkan suasana hati penderita.

Kesimpulan

BPD dan gangguan bipolar adalah dua kondisi yang berbeda, meskipun keduanya memiliki gejala perubahan suasana hati yang ekstrem. BPD lebih berkaitan dengan ketidakstabilan dalam hubungan interpersonal, citra diri, dan perilaku impulsif, sedangkan gangguan bipolar lebih berkaitan dengan perubahan energi, aktivitas, dan kemampuan berpikir. BPD biasanya diobati dengan psikoterapi, sedangkan gangguan bipolar biasanya diobati dengan obat-obatan. Jika Anda mengalami gejala-gejala yang menyerupai salah satu atau kedua kondisi ini, segera konsultasikan dengan dokter atau psikiater untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.